Home » » Waspadalah Terhadap Pesona-Pesona Dunia

Waspadalah Terhadap Pesona-Pesona Dunia

Written By Unknown on Sunday, April 26, 2015 | 10:49 PM


A. Pendahuluan
   Allah berfirman" Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu". Maksudnya, dunia hanyalah kesenangan semu siapa yang memilihnya maka ia  berarti telah terpedaya dengan pesonanya hingga meyakini bahwa tidak ada lagi kehidupan setelahnya, padahal dunia teramat hina dan sedikit dibandingkan dengan kehidupan akhirat.
    Pencinta dunia sebenarnya tidak meyakini bahwa kehidupan yang dijalaninya di dunia adalah sementara. kenikmatan dan kesenangan yang dikejarnya di dunia tidak ada artinya setelah ia mati. di akhirat kelak, keimanan dan kecintaan seseorang kepada Allah Swt-lah yang menentukan ia layak di surga daripada kecintaan terhadap dunia dan pesona dunia.

B. Penyakit Terbesar Manusia
   Penyakit terbesar yang melanda umat manusia adalah ketergila-gilaan terhadap pesona-pesona dunia yang mengakibatkan mereka larut dalam segala kenikmatannya. Manusia yang larut dalam kesenangan-kesenangan duniawi sebenarnya tidak meyakini perjumpaan dengan Allah Swt di hari kiamat. karena itu, di antara mereka ada yang percaya bahwa kehidupan dunia adalah segala-galanya. Ia mencurahkan segala kemampuannya untuk meraih keinginan dan ambisinya, tanpa peduli halal atau haramnya.
     Manusia yang beriman dan berakal tidak akan bergembira begitu saja terhadap segala anugerah Allah Swt, kegembiraan yang dapat melupakan diri untuk mensyukuri anugerah-Nya. Orang-orang yang bergelimangan kenikmatan "apa pun jenisnya" pada hakikatnya memikul suatu beban. Beban itu mampu menjadi rintangan yang menghalangi mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan keridhaan Allah Swt.

C. Pesona-Pesona Dunia
   1. Anak dan harta
     Firman Allah Swt:
ﮠﮡﮢﮣﮤﮥﮦﮧﮨﮩﮪﮫﮬ ﮭ ﮮ ﮯﮱ ﯓ ﯔ ﯕﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Q.S. Ȃli ‘Imrān/3:14)
     Di ayat ini, Allah Swt memetakan pesona-pesona dunia yang menggiurkan agar kaum mukmin menyikapinya dengan penuh kewaspadaan (dalam batas-batas kewajaran) antara lain wanita, anak-anak, harta kekayaan, dan fenomena-fenomena kenikmatan duniawi lainnya, kemudian menutupinya dengan pesan bahwa hanya di sisi Allah tempat kembali yang baik.
    Jika mencintai anak-anak bertujuan untuk kebanggaan dan perhiasan maka ia masuk dalam kategori tercela. Sementara jika diniatkan untuk memperbanyak keturunan dan memperbesar populasi umat Muhammad Saw yang menyembah Allah Swt semata tanpa menyekutukanNya, maka ini termasuk perbuatan terpuji.
   Cinta kepada kekayaan, jika dimaksudkan sebagai media kebanggan, kesombongan, dan keangkuhan terhadap orang lemah, bahkan semata-mata terhadap orang-orang fakir, maka ia termasuk yang tercela. Namun, jika niatnya untuk didermakan guna kepentingan pendekatan diri kepada Allah, mempererat tali silaturrahmi dengan keluarga, dan ketaatan lainnya maka hal itu baik dan terpuji secara syara'
   
   2. Wanita
    Allah menjadikan wanita sebagai pengumbar syahwat. Karena, cobaan dengan wanita lebih berbahaya daripada cobaan syahwat lainnya. Rasulullah Saw bersabda,"Tidak kutinggalkan setelahku  fitnah yang lebih berbahaya terhadap laki-laki daripada wanita". Namun demikian, beliau juga bersabda," Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shaleha".(H.R. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hanbal)
       Wanita shaleha adalah wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir serta tidak terbujuk oleh perhiasan dunia yang akan menyebabkannya membangkang hukum Allah Swt.

   3. Tahta
      Orang-orang yang mengejar materi duniawi tentu berusaha menggapai impiannya dengan berbagai cara. Prinsip mereka adalah menghalalkan segala cara. mereka pendusta, munafik, dan tidak peduli kepada orang miskin, bahkan terhadap kerabatnya sekalipun. Mereka melupakan Tuhan dan melupakan hari pengadilan. Apabila berhasil menduduki jabatan strategis dalam masyarakat, keangkuhan, kezaliman, kesombongan, dan penindasannya atas orang lain kian memuncak. Mereka tidak memberi kontribusi berarti, tetapi malah menyumbat udara kebebasan dan bertindak sewenang-wenang. Mereka sengaja memilih orang-orang munafik dan pendusta sebagai pendukung setianya. Dengan demikian, mereka menjadi beban dan sumber ancaman terbesar masyarakat. 

D. Kesimpulan
     Mereka yang terpedaya dengan pesona-pesona dunia akan hidup dalam kegelapan intelektual dan spiritual. Mereka jauh dari hidayah Allah Swt. Dalam kegelapan intelektual dan spiritual ini, mereka sebenarnya lebih miskin dari orang-orang yang dipandangnya miskin dan tak berdaya. Karena dalam jiwanya, mereka tidak memiliki keimanan terhadap hari kiamat dan hari perhitungan. Wallahu a'lam bishshawab.

_____________________
1. al-Gazali, Ihya' "Ulum ad-Din, Mesir: al-Halabi.
2. Terjemahan al-Qur'an
3. Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-Karim, Mesir: al-Halabi.
4. Muhammad Fauqi Hajjaj, Tashawwuf al-Islami wa al-Akhlaq, terj. Kamran As'at Irsyady dan             Fakhri Ghazali, Tasawuf Islam dan Akhlak, Jakarta: Amzah, 2011.
5. Ahmad Fawaid Syadzili, Ensiklopedi al-Qur'an, Jilid. 3 dan 4, Jakarta: PT. Kharisma Ilmu, 2005.  
       














Share this article :

0 comments:

Post a Comment

"Terima kasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar."

Powered by Blogger.
 
Support : Tipssehat | Fiqh-i2t | Puisi-sufi
Copyright © 2013. Kunci Kebahagiaan - All Rights Reserved
klik sehat menurut islam tipssehat klik disini gudang fiqh
Proudly powered by Blogger